Jumat, 17 Juni 2011 01:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Masjidil Haram di
Makkah adalah jarak yang sangat jauh, jika disandingkan dengan Kamp
Delta milik Angkatan Laut AS, yang terkenal sebagai pusat tahanan di
pangkalan di Teluk Guantanamo. Tetapi, menjadi dekat ketika hati sudah
berniat. Begitulah yang dirasakan mantan penjaga penjara Guantanamo,
Terry Holdbrooks.
Terry, sekarang dikenal sebagai Mustafa, memeluk Islam pada tahun 2003. Berita dia bersyahadat segera menyebar di kalangan para prajurit di Guantanamo, apalagi tugasnya saat itu adalah mengawasi tahanan terorisme.
Namun ia bertekad menghadapi segala risiko, dan tak akan berbalik ke belakang, mengingkari syahadatnya. Ia diberhentikan tak lama kemudian.
Darimana Terry menerima cahaya Islam? Seorang tahanan dari Maroko, andil memberikan pengetahuan keislaman padanya. Sebelumnya, ia telah terpesona pada peran Morgan Freeman memainkan karakter Muslim di film Robin Hood: Prince of Thieves. Meski bukan cerita utama, namun Muslim dalam film itu tergambar secara semestinya.
Interaksi dengan para tahanan mendorongnya untuk melihat Islam lebih dalam dan mempelajarinya untuk dirinya sendiri. "Semakin banyak membaca semakin saya yakin akan kebenaran Islam," akunya.
Sebagai anggota militer, ia tak merasa berat dengan ajaran disiplin dalam Islam. "Aku menikmati militer, dan aku menikmati Islam; keduanya memerlukan kedisiplinan."
Berhenti dari sipir penjara, ia menangani urusan sipil. Tak masalah baginya. Yang jadi masalah: ia ingin segera bertamu ke Tanah Suci, berhaji atau berumrah. Namun jarak dan biaya tidaklah sedikit.
Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari, ia mendapatkan surat dari Canadian Dawah Association (CDA). Isinya: undangan untuk menunaikan umrah.
Ia diundang oleh Shazaad Muhammad, presiden dan pendiri Kanada dakwah Association (CDA), untuk melakukan ibadah haji kecil, umrah. Dia terlonjak girang. "Kegiatan ini terinspirasi oleh Nabi Muhammad SAW yang mengirimkan undangan kepada para pemimpin daerah dan mengundang mereka untuk memeluk Islam," kata Shazaad Mohammed, pimpinan CDA Celebrity Relations Program, yang juga Duta Besar PBB.
Terry tak menyia-nyiakan kesempatan. Ketika izin atasan sudah di tangan, ia segera berangkat.
"Ketika saya pertama kali melihat Mekah dan melihat Ka'bah, saya sedikit terkejut," katanya. "Saya terpesona dan menyadari bahwa ini adalah pusat dunia saya sekarang. Mungkin bukan pusat dunia semua orang, tetapi itu adalah pusat dunia saya. Saya ingin hidup berguna dalam Islam."
Selama kunjungannya ke Tanah Suci, ia bertemu dengan Sheikh Faisal Al-Ghazzawi, salah satu imam Masjidil Haram. Ia mengungkapkan kegembiraannya menerima nasihat cara menjaga iman dari sang imam.
Ia juga mengunjungi pabrik kiswah, penutup Ka'bah di Makkah dan mendapat kehormatan meletakkan beberapa jahitan di kiswah baru yang akan ditempatkan di Ka'bah di musim haji pada akhir tahun ini. Hanya sepekan dia di sana dan "Waktu terlalu singkat. Saya ingin tinggal lebih lama," ujarnya, yang mengaku nyaman berdoa di Makkah dan Madinah.
Pulang umrah, ia menemukan batinnya makin kaya. "Batin saya seperti diremajakan kembali," ujarnya.
Terry, sekarang dikenal sebagai Mustafa, memeluk Islam pada tahun 2003. Berita dia bersyahadat segera menyebar di kalangan para prajurit di Guantanamo, apalagi tugasnya saat itu adalah mengawasi tahanan terorisme.
Namun ia bertekad menghadapi segala risiko, dan tak akan berbalik ke belakang, mengingkari syahadatnya. Ia diberhentikan tak lama kemudian.
Darimana Terry menerima cahaya Islam? Seorang tahanan dari Maroko, andil memberikan pengetahuan keislaman padanya. Sebelumnya, ia telah terpesona pada peran Morgan Freeman memainkan karakter Muslim di film Robin Hood: Prince of Thieves. Meski bukan cerita utama, namun Muslim dalam film itu tergambar secara semestinya.
Interaksi dengan para tahanan mendorongnya untuk melihat Islam lebih dalam dan mempelajarinya untuk dirinya sendiri. "Semakin banyak membaca semakin saya yakin akan kebenaran Islam," akunya.
Sebagai anggota militer, ia tak merasa berat dengan ajaran disiplin dalam Islam. "Aku menikmati militer, dan aku menikmati Islam; keduanya memerlukan kedisiplinan."
Berhenti dari sipir penjara, ia menangani urusan sipil. Tak masalah baginya. Yang jadi masalah: ia ingin segera bertamu ke Tanah Suci, berhaji atau berumrah. Namun jarak dan biaya tidaklah sedikit.
Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari, ia mendapatkan surat dari Canadian Dawah Association (CDA). Isinya: undangan untuk menunaikan umrah.
Ia diundang oleh Shazaad Muhammad, presiden dan pendiri Kanada dakwah Association (CDA), untuk melakukan ibadah haji kecil, umrah. Dia terlonjak girang. "Kegiatan ini terinspirasi oleh Nabi Muhammad SAW yang mengirimkan undangan kepada para pemimpin daerah dan mengundang mereka untuk memeluk Islam," kata Shazaad Mohammed, pimpinan CDA Celebrity Relations Program, yang juga Duta Besar PBB.
Terry tak menyia-nyiakan kesempatan. Ketika izin atasan sudah di tangan, ia segera berangkat.
"Ketika saya pertama kali melihat Mekah dan melihat Ka'bah, saya sedikit terkejut," katanya. "Saya terpesona dan menyadari bahwa ini adalah pusat dunia saya sekarang. Mungkin bukan pusat dunia semua orang, tetapi itu adalah pusat dunia saya. Saya ingin hidup berguna dalam Islam."
Selama kunjungannya ke Tanah Suci, ia bertemu dengan Sheikh Faisal Al-Ghazzawi, salah satu imam Masjidil Haram. Ia mengungkapkan kegembiraannya menerima nasihat cara menjaga iman dari sang imam.
Ia juga mengunjungi pabrik kiswah, penutup Ka'bah di Makkah dan mendapat kehormatan meletakkan beberapa jahitan di kiswah baru yang akan ditempatkan di Ka'bah di musim haji pada akhir tahun ini. Hanya sepekan dia di sana dan "Waktu terlalu singkat. Saya ingin tinggal lebih lama," ujarnya, yang mengaku nyaman berdoa di Makkah dan Madinah.
Pulang umrah, ia menemukan batinnya makin kaya. "Batin saya seperti diremajakan kembali," ujarnya.
0 komentar