Oleh
: DHARMA SETYAWAN
perdition.mine.nu |
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap
nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi
tanggung jawabnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin).
Seringkali kita mengeja kata Disiplin (indibath) dalam berbagai situasi.
Indibath dapat kita maknai sebagai kesabaran, keteraturan, keterarahan,
konsistensi dan ketepatan waktu. Ta’riful Indibath adalah pelaksanaan amal
mendekati bagian-bagian amal yang dituntut bagi pelaku-pelaku amal untuk
menjaga keberlangsungan pelaksanaan amal tersebut. Indibath itu berat bagi jiwa
yang tidak memiliki tekad untuk melakukan upaya-upaya perbaikan. Sebagaimana
ungkapan “seseorang dapat dengan mudah untuk memulai sesuatu, tapi begitu sulit
untuk mempertahankannya”
Indibath adalah kesabaran, selalu menekuni kewajiban diri
untuk taat pada perilaku yang terus-menerus. Kesabaran bersenyawa pada disiplin
untuk semangat menghadapi godaan. Malas, keraguan, pesimis selalu dilawan dengan
kesabaran yang seyogyanya Maha Hebat. Indibath dan sabar adalah dua sejoli yang
rapuh jikalau keduanya berpisah.
Indibath adalah keteraturan, pada ruang tertentu dia butuh
volume yang cukup untuk menghibur diri dengan aktivitas-aktivitas yang
mengikat. Maka keteraturan menjadi keakraban bagi Indibath dan memintanya setia
dalam kebersamaan. Dalam Indibath butuh penekanan-penekanan untuk terus teratur
mereproduksi tindakan-tindakan secara terus menerus tanpa kebosanan.
Indibath adalah keterarahan, dia focus pada kerja-kerja menuju
skala prioritas. Tanpa keterpaksaan, bentuk keterarahan menjelma menjadi
ideologi yang jelas dan memanah tepat harapan-harapan yang ingin dicapai. Maka
Indibath memilih untuk maju pantang mundur dan terus menggapai arah yang
dituju.
Indibath adalah konsistensi, selalu saja dia mempertahankan
diri untuk tidak tergoda pada ritualisme yang sangat asing tanpa manfaat.
Konsostensi ini adalah sikap militansi yang paling kuat. Selalu saja konsistensi
mampu melawan godaan-godaan eksternal dan internal dan mengancap keberadaan
Indibath. Adanya konsistensi menguntungkan Indibath untuk tetap survive
sehingga dia terus teguh dan tegar.
Indibath adalah ketepatan waktu, bagi Indibath waktu bukan
uang juga bukan pedang tapi dia adalah modal kerja. Modal kerja yang menjadi
bekal untuk terus mencerna manfaat dan membagikannya pada siapapun. Dengan
ketepatan waktu Indibath mampu mengajak siapapun untuk berjuang, bertahan dan
menang.
Soal menulis, kita membutuhkan Indibath yang hebat.
Kerja-kerja menulis tidak hanya menuntut sesorang untuk bekerja serampangan.
Indibath tinggi dan bergerak untuk selalu membaca dan menganalisis menjadi
kerja-kerja pra-menulis. Menulis bukan untuk memamerkan kemampuan diri bahwa
kita bisa menghasilkan karya tulisan. Namun lebih dari itu menulis adalah
kerja-kerja keabadian dan sebuah panggilan jiwa. Maka menulis adalah sikap
kepastian, tanpa keraguan. Narasi menulis adalah hasil imajiner intelektual dan
kebebasan pengetahuan. Disiplin sesadar-sadarnya berjuang untuk terus melakukan
tindakan-tindakan progresif. Maka sangat pantas, setelah indibath kita akan
menemukan sikap “terbiasa” pada bentuk kerja homogen dan heterogen yang akan
membuncah pada klimaks output yaitu KARAKTER!
1 komentar
menulis itu mmuntahkan keresahn dan emosi yang ada dalam diri kita kedalam kata-kata. melatih diri agar peka terhadap kondisi sosial cukup mbntu menstimlus kita untuk menulis..
BalasHapus