Oleh: Dharma Setyawan
Dosen STAIN Metro dan Peneliti Sai Wawai Institute
Rumah
Bersama punya mimpi membangun 1 kelurahan 1 bank sampah. Persoalan sampah di
Kota Metro diharapakan dapat dikurangi dengan adanya bank sampah di setiap
kelurahan. Semangat menjaga lingkungan hidup berbasis pemberdayaan warga
menjadi pilihan strategis untuk membangun Bank sampah sebagai bagian solusi.
Lalu muncul ide tentang #Metro Urunan. Apa yang dimaksud #Metro Urunan? Yaitu
sebuah gerakan wakaf tunai yang dilakukan warga Metro dan berbagai komunitas
untuk dikelola menjadi dana abadi publik untuk membangun bank sampah tiap
kelurahan. Kenapa harus menggunakan skema wakaf? Ada beberapa alasan; Pertama, dana wakaf adalah dana yang
tidak boleh habis. Dana wakaf dikelola dengan kepemilikan publik dan hasilnya
untuk membangun kesejahteraan umum. Kedua,
Wakaf dapat dikumpulkan dengan gerakan kolektif yaitu ditentukan dengan
berbagai cara. Bisa lewat individu yang menggunakan standar nilai per
sertifikat wakaf juga bisa dengan kelompok yang membeli sertifikat wakaf dengan
metode urunan (iuran) sampai nilai sertifikat wakaf memenuhi. Misal jika nilai
sertifikat wakaf 1 juta rupiah maka dengan berkelompok 20 orang akan lebih
mudah mengumpulkan nilai sertifikat wakaf tersebut. Ketiga, wakaf bukan hanya untuk kepentingan agama tertentu.
Sebagaimana sejarah juga menyatakan bahwa wakaf sudah ada sebelum Nabi Muhammad
menyebarkan Islam.
Pada
tataran ide, wakaf memang bukan hal yang baru, pun dalam praktik organisasi
keagamaan di Indonesia memang telah memiliki lembaga wakaf. Muhammadiyah
misalnya dengan amal usaha terbesar di dunia banyak tanah wakaf yang sampai
hari ini belum termaksimalkan secara manfaat, padahal dalam berbagai sumber
disebutkan tanah wakaf ormas Muhammadiyah seluas tanah Singapura. Dalam hal
pengelolaan wakaf tunai, negara Indonesia memang masih sekedar ide dan nyaris
nihil dipraktikan jika diukur dengan jumlah penduduknya lebih dari 250 juta.
Memang
yang menjadi kendala selama ini adalah proses penjelasan wakaf masih dipahami
oleh segelintir orang, itu pun mereka yang terdidik secara baik dalam agama. Pekerjaan
Rumah dalam gerakan wakaf yaitu Wakaf harus dipahami secara baru, untuk
generasi muda yang baru dan dengan teknologi yang terbaru. Misal; gerakan wakaf
sedang diusahakan oleh berbagai komunitas yang aktif di rumah bersama dengan
membuat kampanye lewat lagu, dengan pamflet-pamflet bahasa anak muda, dengan
melibatkan komunitas pemuda yang selama ini tidak disentuh oleh para kaum
agamawan, dan mengemas wakaf untuk menyelesaikan persoalan sosial—seperti misal
persoalan sampah—dan membangun ekonomi kreatif seperti halnya mendirikan bank
sampah dengan wakaf, kemudian mengembangkan kerajinan dari tangan ibu-ibu
disetiap kelurahan.
Sosial
enterprenuership memang bukan hal yang baru, tapi dengan melakukan gerakan
wakaf uang—dengan bahasa lokalitas yaitu #Metro Urunan—dapat menjadi gerakan
baru untuk menyelesaikan sebagaian permasalahan kota. Dari ‘masalah’ kemudian
mengubah kondisi menjadi ‘maslahah’ (manfaat).
Rumah Bersama sudah memulai membangun Bank Sampah di Rejomulyo, Metro
Selatan maka melakukan ekspansi gerakan dengan mengajak komunitas lain menjadi
keharusan. Dengan senang hati setelah bertemu dengan BMT At-Ta’awun STAIN
Metro—bahkan sebelumnya BMT Adzkiya, BMT-Al-Mutaqien juga terlibat—menjadi
kekuatan baru dengan melahirkan ide wakaf. Sudah saatnya kita membangun gerakan
dengan bersama-sama, tidak zamannya lagi berkomunitas atau berorganisai hanya
untuk memperbesar asobiyah (kelompok)
politik an sich. Gerakan organik yang
terus berfikir dan bergerak tanpa melihat momentum apapun—pilkada Metro misalnya—adalah
tabiat gerakan yang sesungguhnya real. Dengan kampanye lewat pojoksamber.com,
sinergi dengan sekolah dan perguruan tinggi, serta lembaga lainnya. Pada
tanggal 05 Juni 2015 di halaman TK Pertiwi Taman Kota metro, komitmen ini kita
bersama harus terus berikhtiar. Bertepatan dengan hari lingkungan hidup kita
menonton film dokumenter yang kita buat bersama komunitas dan Kantor Lingkungan
Hidup, kemudian meluncurkan lagu #Sayangi Metro, melounching buku Suara Anak
Muda Metro dan juga lounching #Metro Urunan (Gerakan wakaf tunai untuk 1
kelurahan 1 Bank Sampah). Semoga kebaikan-kebaikan yang terus kita lakukan akan
melahirkan kebaikan-kebaikan yang lain. Saya menutup tulisan ini dengan ucapan
Gus Dur,”Jika kau berbuat baik, orang tidak akan tanya apa agamamu”.
0 komentar